Friday, September 13, 2013

TERINSPIRASI, TERGUGAH & TERSADARKAN

Hari ini, saya terinspirasi, tergugah dan tersadarkan oleh sebuah analisa yang ditulis oleh seorang teman di status FB nya.....dan saya pikir itu adalah sebuah ungkapan hati yang jujur saat melihat seseorang yang tiba-tiba menjadi tenar karena hal tidak biasa yang dibuatnya di depan TV.

Secara pribadi saya sebenarnya mulai kasihan melihat banyak orang mengolok-ngolok Vicky....walaupun tadinya saya pun tertawa saat melihat tayangan Youtube tentang "bahasa Vicky" yang dibuka banyak orang berkali-kali. Tetapi pada akhirnya, saya menyadari bahwa orang seperti Vicky patut juga diberikan penghargaan, apresiasi dan tepukan di pundak, karena sanggup membangkitkan tawa, memberi hiburan, sampai memaksa pemikiran yang serius bagi banyak orang. Sungguh sangat menarik.......terima kasih banyak mas Onggo!!!

Jadi, berikut saya "copy" status FBnya mas Onggo, untuk menjadi suatu perenungan bagi kita.

=====

VICKY DAN WAJAH PASCA KOLONIAL KITA 
Oleh. Onggo Ikj -- Jumat, 13 September 2013
 
Anda mungkin sudah mulai lelah membaca kalimat yang telah divickynisasi. Frase-frase yang tanpa makna akibat sesat nalar dan sesat pikir yang dilakukan Vicky dalam berbahasa.
Fenomena berbahasa Vicky hanya akibat dari pasca kolonial; orang-orang timur yang pernah dijajah barat. Merasa rendah diri, dan menganggap apa yang dari "kulit putih" adalah yang terbaik. Dengan "nginggris", Vicky mencoba memanjat status sosial, sehingga menjadi sederajat dengan bangsa yang pernah menjajahnya.

Vicky hanya gambaran ekstrim dari kesalahan-kesalahan yang sesungguhnya juga sering kita lakukan, sebagai sindroma pasca kolonial. Mari lihat:

Gerai makanan cepat saji dari Amerika, Italia, Jepang, misalnya, adalah gerai makanan yang--walau sama sekali tak bergizi dan lebih mahal dibanding tempe di warteg--tetap menjadi favorit dikunjungi untuk makan dan duduk berlama-lama disana. Mode mengalahkan logika.

Berapa banyak dari kita--ketika masuk ke sebuah forum--lalu berebut duduk di depan? Umumnya selalu mengambil kursi di belakang. Padahal, logikanya, dengan duduk di depan kita bisa lebih fokus menerima paparan. Rasa takut, rendah diri atau apapun namanya, telah mengalahkan logika.

Berapa banyak dari kita yang mengenal Werkudoro atau Sengkuni? Ah...kita lebih suka membelikan anak-anak kita kostum kesebelasan sepak bola Eropa atau kaus bergambar tokoh protagonis dan antagonis barat ketimbang kaus bergambar tokoh-tokoh wayang atau pahlawan daerah.

Berapa banyak dari kita yang memaksa mengajarkan bahasa Inggris ketimbang bahasa Indonesia yang baik kepada anak-anak? Kita dan anak-anak kita lebih mengenal kata ngapload dan ngedownload ketimbang unggah dan unduh.

Bukan kah bintang-bintang berwajah "Indo" (entah ini istilah dari mana) lebih banyak bertebaran di sinetron-sinetron kita? Karena ukuran ganteng dan cantik dimistar dari wajah-wajah seperti ini; mancung, berkulit putih, bermata coklat atau kebiruan, dengan aksen bicara yang rada nginggris.

Jadi, Vicky, soal kontroversi hati, konspirasi kemakmuran, harmonisisasi, statusisasi kemakmuran dan labil-labil identitas, Anda tidak sendirian. Dalam bentuk yang lain, saya dan banyak teman saya, sama seperti Anda. Bedanya, Anda lebih pede dan jujur atas statusisasi Anda, dan karenanya jadi lebih populer. Itu saja. ***

Thursday, August 8, 2013

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1434 H

Dari seorang teman, buat kita semua....

Harta yg paling berharga adalah sabar.
Teman yg paling setia adalah amal. 
Ibadah yg paling indah adalah ikhlas. 
Identitas yg paling tinggi adalah iman. 
Pekerjaan paling berat adalah mema'afkan. 

Andai jemari tak sempat berjabat
Andai mata tak sempat bertatap
Seiring bedug yang menggema
Seruan takbir berkumandang
Kuhaturkan salam menyambut hari nan fitri

Terselip khilaf dalam canda, tergores luka dalam tawa, 
terbelit pilu dalam tingkah, tersinggung rasa dalam bicara .
Dengan segala kerendahan hati,
Dihujung bulan Ramadhan ini,
Kami  mengucapkan,
Minal'aidin Wal Faizin,
Mohon maaf lahir dan batin,
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1434 H.  

Hormat kami,
Kel. Daimbani - Lonan
(Andri, Julia, AJ & Cissy)



Tuesday, July 23, 2013

Bersyukur

Oleh Julia F Lonan

Hari ini aku bangun terlalu pagi.....tumben, karena sebenarnya aku masih lelah imbas acara yang kami layani hari Minggu. Alhasil, aku mengambil waktu tenang ini untuk membaca renungan pagi sendiri, kemudian berdoa yang kemudian disusul tentunya dengan aktivitas media sosial online.

Pagi ini, dalam doaku, aku bersyukur pada Tuhan atas suamiku, anak-anak yang sudah Tuhan berikan padaku dan juga segala sesuatu yang sudah saya pribadi dan keluarga rasakan, alami dan miliki sampai saat ini. Bukan hanya sekedar bersyukur seperti kalau kita melakukan doa umum, tetapi benar-benar bersyukur. Sangat menarik bahwa, disaat aku mensyukuri semua itu, aku merasakan kedamaian yang indah. Seakan semua beban ku diangkat. Memang bukan sesuatu yang memakan waktu lama, tetapi menurutku sangat indah. Aku ingin sekali mendeskripsikannya di sini, tetapi sepertinya bahasa manusia tidak memungkinkan ku untuk menyatakan keindahan yang aku alami itu.

Saya berharap, hari ini ada orang yang bisa merasakan apa yang aku rasakan itu. Oleh sebab itu, ambillah waktu untuk berdoa di pagi hari sebagaimana Tuhan Yesus telah contohkan. Mungkin inilah maksud Tuhan membangunkan ku sepagi ini hari ini. 

Tuhan Yesus memberkati kita semua sepanjang hari ini.

Saturday, July 6, 2013

My "beautiful" Stress Reliever

It is not life when everything is good and ok.....because real life is full of ups, downs and all around. So, real life produce everything including stress. Thus, that is the story of my life.....yet, ever since I started knitting, about three years ago, I found a little "me time" that reduce that life's stress for a few hours....and give me beautiful scarfs too. Check this out my latest,completed, knitting project...a "Victorian Spring Scarf" (pattern from Knit Pick Design Team)







Saturday, June 15, 2013

Spending Time at Cipanas SDA Church

The small church at the edge of a busy road between Jakarta and Bandung stand solemnly for people to come in search for a little time with God on their way to their business and leisure. Not many members in this church. As time goes by, the members now consist of permanent guests and only few local folks. 

We remember when my husband shepherding this church at the end of the last millennia there were nine people all together and the challenge was to keep all of them in church. After 13 years we were hoping to find more people as members but alas, spiritual challenge is what we found.

We only can pray that God will send the right man so that this church can keep on being the light in this community.




Monday, May 20, 2013

My Lace Triangle Shawl


When I first started knitting, I never thought I would finish my first scarf much less finish a lace project. Yet...after a long three months and six roll of 100gr local cotton in pink, I finally finish my adult size triangle lace shawl with a pattern given by a friend. Even though it is not perfect cause there are some mistakes here and there...and it still need to be blocked....I am so proud of it. So...I will continue to the next project, which is making a matching hat for this shawl.

Check this out....





Saturday, May 18, 2013

Bibit Tumbuh Karena Nutrisi Tanah, Air dan Matahari

Oleh Julia Lonan


Kembali saya ingin membahas sebuah pernyataan yang mengatakan "cinta saya kepadanya sudah
habis".  Bagi saya, ini tadinya merupakan pernyataan yang sulit dimengerti. Tetapi dalam pelayanan bahkan kehidupan sosial saya, sering kali saya mendengarkan pernyataan ini. mungkin yang paling membingungkan adalah bagaimana cinta itu "habis"? Kalau dia bisa habis, berarti tadinya ada yang mengisi/memberi? Atau itu hanya muncul tiba-tiba dalam keadaan penuh? Sungguh ini bagi saya aneh karena cinta bagi saya sangat abstrak. Sesuatu yang semu dan tidak kelihatan....hanya dirasa. Cinta bagi saya tidak bisa dibentuk, diganti, diisi atau ditumpahkan....jadi tidak bisa penuh dan tidak bisa habis. Oleh sebab itu, bagaimana bisa timbul ekspresi "cinta saya kepadanya sudah habis"? Tulisan saya kali ini terinspirasi sebuah kejadian yang saya alami sehingga saya mendapatkan pencerahan terhadap pernyataan atau ekspresi "cinta itu sudah habis". 

Saat seseorang itu "jatuh cinta" maka dia merasakan perubahan kimiawi didalam tubuhnya. Perubahan ini mendorong perilaku dan keinginan untuk selalu dekat dan berkomunikasi dengan orang yang dia "jatuhi cinta"nya. Ini pun berlaku pada konsep "mengasihi" yaitu saat kita mengasihi seseorang maka keinginan kita ingin selalu bersama dan berinteraksi dengan orang tersebut....dan ini bisa anak, orang tua, ataupun sahabat. Tetapi ekspresi "cinta itu habis" bisa juga terjadi pada "kasih". Mungkin sebelum saya meneruskan pembahasan ini, kita harus mengerti  konsep cinta dan kasih. Menurut saya ini merupakan persamaan kata yang secara teknis sebenarnya membahas konsep cinta Eros dan cinta Filia/Agape. Oleh sebab itu, untuk kepentingan penulisan ini, cinta itu bisa digunakan bersama/bergantian dengan kasih....*uugh...sebenarnya saya tidak mau terlalu teknis..tapi ya sudahlah....mari kita teruskan*.

Kembali kepada keadaan jatuh cinta atau mengasihi seseorang tadi; saat kita mulai membina hubungan cinta kasih itu, hal yang paling sering kita lakukan adalah berkumpul dan berkomunikasi untuk bertukar pikiran, "menggali dalamnya hati" dan mencari tahu akan perasaan orang tersebut kepada kita. Semua ini kita lakukan dengan bercerita dengan kata-kata, membaca bahasa tubuh, serta menginterpretasikannya sentuhan, jarak dan komunikasi dengan bantuan media Computer/telepon. Ini semua berlangsung dalam waktu tertentu, bisa cepat bisa lama, tetapi tetap dengan sebuah waktu tertentu. 

Itulah sebenarnya awal mula dan asal usulnya. Jika kita perhatikan saat kita "jatuh cinta", saya bisa menyimpulkan bahwa inilah saat-saat kita "mengisi" cinta kasih itu ke dalam diri kita atau ke dalam diri orang yang menjadi objek cinta kita. "Pengisian cinta" itu bisa berlaku dengan cepat, bisa dengan perlahan-lahan tergantung seberapa besar, cepat dan lancarnya jalur komunikasi itu. Inilah kemudian bisa juga kita gunakan saat kita ingin menghabiskan cinta itu, karena "habis cinta" itu tidak terjadi begitu saja, melainkan merupakan sebuah keputusan yang biasanya terjadi satu pihak karena kebutuhan komunikasi pihak tersebut tidak terpenuhi. Analogi yang saya pakai dalam hal ini adalah analogi bibit buah. Saat bibit itu dengan sengaja atau tidak sengaja ditanam ditanah yang siap menerima, maka bibit itu membutuhkan nutrisi tanah, air dan sinar matahari. Selama nutrisi tanah, air dan sinar matahari itu didapat dengan lancar, maka bibit itu pun akan bertumbuh dengan baik dan sesuai. Ini pun berlaku pada yang memberikan nutrisi tanah, air dan matahari. Jika tanah itu mulai mengering, air tidak dikasih dan matahari ditutup, maka bisa kita simpulkan bahwa bibit itu tidak akan bertumbuh, atau, kalaupun bertumbuh mungkin tidak bertahan lama bahkan akan mati. Begitulah cinta itu. Cinta yang kita samakan dengan bibit, akan bertumbuh dengan baik jika ada nutrisi tanah yaitu hati yang menerima, air sebagai jalur dan isi komunikasi serta matahari atau Tuhan yang terlibat dengan memberikan kehangatan dan menumbuhkannya.

Jadi sekarang marilah kita lihat kondisi bibit cinta kita, apakah baru atau sudah lama bertumbuh. Jangan kita cepat-cepat menyalahkan bibit atau tanah itu sehingga kita merasa lebih baik pindah tanah. marilah kita lihat apakah bibit itu lama bertumbuh, apakah tumbuhan itu kurus dan kering atau dia bertumbuh dengan baik sehingga berbuah dengan lebat? Jika belum bertumbuh atau belum bahkan kering dan tidak erat, maka marilah kita lihat apa yang telah berkurang dalam pertumbuhan cinta itu. Apakah faktor hati kita atau faktor air atau faktor matahari. Lihatlah tanah hati kita, apakah kita perlu memberikan humus tambahan berupa waktu, menggemburkannya dengan merubah cara kita berpikir atau memberikan obat pembersih hama karena ada orang lain yang berusaha untuk mengganggu hati dengan perkataan dan godaan yang buruk? Kemudian, lihatlah juga saluran air yang diberikan oleh pasangan atau orang yang kita sayangi itu. Apakah dia memberikan air dengan lancar, tepat waktu dan baik? Jika ini tidak terjadi, maka tanda dan peringatan yang Anda berikan haruslah jelas. Diskusikanlah keberatan anda karena bibit itu itu bukan hanya ada di hati Anda sendiri, melainkan juga di hati orang yang memberikan air itu. Anda juga harus lihat, apakah air dari Anda itu lancar atau juga tidak lancar. Yang terakhir, apakah Anda menut sinar matahari itu dari hati Anda? Apakah Anda berusaha mendekatkan diri dan berbicara pada Sang Sumber Kehangatan itu? Atau malah menutup dan menghindarinya? Ini semua haruslah ada dulu dalam hidup Anda karena, kalaupun Anda melibatkan pendeta untuk menengahi situasi habis cinta ini, maka pendeta pun akan mempertanyakan hal yang sama. 


Oleh sebab itu, nasihat saya agar cinta kita tidak habis, kering ataupun layu, bukanlah hal yang luar biasa yang jarang kita dengar; melainkan hal-hal yang sering kita dengar, tertawakan bahkan sering dianggap remeh. itu semua ada baiknya kita lihat dan evaluasi dimulai dengan melihat hati kita dahulu. Perbaikilah cara kita berpikir, tambahkan waktu untuk teman/pasangan Anda dan buanglah hal-hal yang akan mengganggu pertumbuhan cinta Anda termasuk beban masa lalu dan orang lain yang mengganggu. 

Kemudian, kita juga harus melancarkan jalur komunikasi. Ini terlebih penting bagi cinta yang sudah lama berjalan sehingga sering kali kita merasa bahwa teman/pasangan itu sudah tau apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan kita. Sayangnya....ini tidak benar. Kita belum menjadi telepat atau malaikat yang bisa membaca pikiran orang lain. Oleh sebab itu, usahakan agar kita tetap mengkomunikasikan perasaan, keinginan dan kebutuhan kita kepada teman/pasangan/orang tua kita. Itulah yang akan membasahi hati kita dan tetap menumbuhkan bibit dan memenuhkan cinta dalam hati kita. 

Terakhir dan tidak kalah penting adalah faktor Ilahi. Sejauh dan sebanyak apapun usaha yang kita lakukan untuk menumbuhkan bibit, tetapi kalau kita tidak melibatkan Allah Surgawi maka bibit itu tidak akan tumbuh dengan sehat, memiliki kelainan dan akan cepat mati...maka habislah cinta itu. Ketiga hal itu merupakan hal-hal yang esensial dan terpenting untuk mengisi dan menumbuhkan cinta dalam hati kita. Oleh sebab itu, marilah kita kembali melihat kepada kita sendiri dan cobalah untuk bertanya, apakah cinta itu habis karena hati kita yang sudah tidak subur lagi, air yang tidak ada atau kita tidak dekat dengan Tuhan? ***

Friday, May 17, 2013

Versi Jawabanku dari Pertanyaan "Kenapa Kita Berkomunikasi?"

Oleh: Julia F. Lonan


Ada sebuah ekspresi yang mengatakan bahwa manusia tidak bisa hidup sendirian. Walaupun dalam beberapa kasus kita temukan ada manusia yang lebih menyenangi kesendirian tetapi kita tetap harus berinteraksi dengan manusia lain seberapapun banyak nya itu. Alasannya sederhana saja, karena menurut Alkitab, Tuhan tidak menciptakan manusia itu sendiri.
Di dalam pekan penciptaan, Allah telah melakukan komunikasi yang belum ada yang bisa mendefenisikan sebagai bentuk komunikasi apa….Alkitab, dalam Kejadian 1:3 hanya mengatakan bahwa “Berfirmanlah Allah….jadilah terang”. Itulah menurut saya, contoh mula-mula komunikasi dalam Alkitab dimana Allah menyampaikan sesuatu melalui perkataan-Nya ke alam yang kosong ini dan alam itu membalas atau menjawabnya dengan membentuk terang. 
Kemudian, saat Allah tiba di waktu untuk menciptakan manusia, Allah tidak sekedar “berfirman” melainkan memberikan pertimbangan dengan mengatakan “baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita” (lihatlah Alkitab anda dalam Kejadian 1:26)…merupakan contoh interaksi Ilahi untuk menjalankan PUNCAK dari MEGA PROYEK PENCIPTAAN yaitu menciptakan manusia; laki-laki dan perempuan.
Setelah itu, kita juga telah mempelajari di Kejadian 2:7 bahwa “Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya;” keadaan ini, menunjukkan betapa Tuhan amat sangat mencintai manusia karena manusia itu direncanakan, kemudian dibuat dengan tangan Allah sendiri dengan intim, penuh sentuhan dan perasaan kasih sayang, dan diberikan nafas kehidupan. Inilah komunikasi melalui sentuhan dan bahasa pergerakan tubuh yang pertama. Selanjutnya, Allah berbicara dengan manusia itu, mengenalkan dia kepada dirinya sendiri, dunia yang telah Allah ciptakan, memberikannya tugas dan tempat untuk tinggal dan dikerjakan yaitu taman Eden. Inilah komunikasi antar personal yang pertama yaitu antar personal manusia dan personal Tuhan.
Lalu, saat Allah mempertimbangkan keberadaan manusia itu, Allah melihat bahwa manusia itu sebagai makhluk sosial...tidak baik untuk sendiri. Saya tidak bisa memastikan apakah yang terjadi saat Adam dibangunkan dari “operasi pengambilan rusuk” nya. Tetapi saya berimajinasi bahwa pastilah Adam “jatuh cinta pada pandangan pertama” saat pertama sekali melihat perempuan cantik dan sempurna yang diberi nama Hawa itu. Alhasil, inilah komunikasi antar gender yang pertama itu.
Jadi kenapa kita berkomunikasi? Well, bagi saya jawabannya adalah karena Allah, dalam segala kemuliaan dan kebijaksanaan-Nya telah menciptakan komunikasi itu bagi manusia, bukan saja untuk interaksi horisontal atau dengan sesama melainkan yang paling penting adalah untuk interaksi vertikal, yaitu interaksi dengan Dia yang sangat mencintai kita. Dari awal Alkitab sampai penggunaan "multimedia ilahi" dalam kitab Wahyu, Allah berkomunikasi dengan kita, menerangkan segala rencananya, memohon dan meminta agar kita manusia kembali kepada-Nya yang sangat mengasihi anda dan saya. Oleh sebab itu, marilah kita belajar dari Alkitab hari ini dengan memperbaiki cara kita berkomunikasi.***

Wednesday, May 15, 2013

Proyek, Laporan, Ujian & Nilai

Oleh: Julia Lonan

Minggu ini adalah musim ujian di kampus kami. Mahasiswa dan dosen sibuk menyelesaikan, mempresentasikan, mengikuti & menilai proyek, "paper", laporan dan ujian. Tekanan berat dalam minggu ini bukan saja dirasakan oleh mahasiswa, tetapi dosen serta keluarga pun merasakan dampak dan imbas dari sibuknya minggu ini. Tetapi, semua ini akan ada akhirnya.

Walaupun sekarang saya sudah menjadi dosen, tetapi belum lama berlalu dan akan masih saya hadapi status menjadi mahasiswa. Sehingga saya merasakan apa yang dirasakan mahasiswa....perasaan tidak siap dan tidak mampu itu menghantui hari-hari terakhir dalam semester berjalan ini. Saat menyelesaikan program S-1 dulu, tekanan itu sepertinya 10x lebih berat dibandingkan saat mengambil program MA dan MBA sekarang ini. Kalau mengenang hari-hari itu, saya bersyukur bahwa saat itu niat dan keinginan saya mengalahkan banyak hal...sayangnya, penyesalan itu datang belakangan.

Niat dan keinginan untuk menyelesaikan program BA dalam 3 tahun dari empat setengah tahun yang diprogramkan itu telah menyisakan perasaan kehilangan atas nikmatnya pengalaman berkuliah. Saat ini, sebagai dosen, saya melihat mahasiswa-mahasiswa yang demikian dan saya memilih untuk memberikan nasihat agar "calm down"....santai aja sedikit....nikmati hari-hari menyenangkan sebagai mahasiswa dimana kita masih bisa melakukan eksperimen kehidupan dimana kesalahan dengan konsekuensinya masih bisa diredam di dalam dinding kelas dan pertemanan itu indah untuk dijalani. Nikmati kemudaan dengan belajar dari pengalaman, bertemu dengan orang lain dan indahnya dunia di luar kenyamaan hidup dengan orang tua.

Penyesalan? Mungkin sedikit....karena kalau saya bisa, saya ingin menikmati hari-hari saya sebagai mahasiswa dengan lebih panjang lagi...dengan sedikit lebih santai...dengan lebih banyak belajar dari jalan-jalan dan bertemu dengan orang baru. Keinginanku untuk melakukan hal-hal yang "adventurous" juga masih ada...hanya sekarang itu lebih sulit dilakukan. Alhasil...penyesalan tinggal penyesalan. Oleh sebab itu, selagi masih bisa, coba, rasakan dan lakukanlah hal-hal yang bermanfaat, positif tetapi tetap menyenangkan sehingga penyesalan itu tidak ada saat sibuknya hidup dewasa itu tiba.

Sunday, May 12, 2013

Mood....moody....

By Julia F Lonan

It is interesting to know that writing cannot be determined by what mood you are having today. It is also unprofessional to depend on your mood to write. Unfortunately, human are very moody. We are moody from all sort of things, stuff and situations. So, it is suggested that you need to start disciplining yourself to write every day no matter what mood you are having. Yet, everyday your mood will change....heck every minute your mood will change...then what? I guess you just need to write on that mood....whatever makes you tick....whatever makes you happy....or whatever changes your mood.
Interesting!!!

Saturday, May 11, 2013

"Orang Digigit Anjing, Biasa! Tapi....Orang Menggigit Anjing?"

Oleh: Julia F Lonan


Pernyataan "orang menggigit anjing" itu tidak biasa kalau kita dengar dalam sebuah acara kebaktian jemaat. Tetapi, itu adalah pernyataan dari sebuah pelajaran yang dipaparkan oleh ibu Isye Soentoro dalam acara pagi "Sharing Hope Beyond Borders part II" yang dilaksanakan di Wisma Abdi, Cipayung - Puncak, Jawa Barat pada 9 - 11 Mei 2013. Pelajaran yang menyangkut orang dan anjing itu merupakan bagian dari pelajaran Penulisan Berita singkat bagi para pemimpin komunikasi dan anggota jemaat yang berminat dalam media dari jemaat-jemaat GMAHK Se-Jakarta & sekitarnya.

Pelatihan tiga hari di Puncak ini dikhususkan kepada pelayanan menggunakan media televisi, radio dan Internet untuk menjangkau orang yang ingin mencari Yesus dan merubah kehidupan mereka agar menjadi lebih baik. Selain itu untuk membekali dan menginspirasi peserta untuk dapat meproduksi program sederhana di jemaat masing - masing dan bagi jemaat lain di Jakarta. Oleh sebab itu, para peserta dibekali dengan pengetahuan Alkitabiah dan pengetahuan teknis untuk mengoperasikan berbagai alat pendukung media. Para pembicara adalah pendeta-pendeta dan anggota jemaat yang berkompeten dalam bidang media Umum dan Kristen, seperti Lendhy Maramis (mCreative PH), Donald Weley (Hope Channel Indonesia) dan Tyo Makaminan (Radio Gema Pengharapan). 'Workshop' kilat kali ini juga disertai praktik pembuatan Program audio & video secara berkelompok dengan 'single camera' dan simulasi peliputan acara Sekolah Sabat dan Khotbah menggunakan "multi-camera".

Suasana santai tapi serius sangat dirasakan selama pelatihan berlangsung. Walaupun bagi kebanyakan orang ini adalah hal yang baru, tetapi antusiasme, semangat dan kegembiraan sangat dirasakan dalam acara ini. "Semoga acara seperti ini bisa dilakukan lagi tahun depan" komentar bapak Albertus dari Jemaat Kebayoran yang ternyata disuarakan sama oleh peserta utusan jemaat Cikarang, Bukit Sentul dan Kayu Putih.






Wednesday, May 8, 2013

Vertikal & Horizontal

Oleh: Julia F. Lonan

Dari Twitter nya Radio Gema Pengharapan (@echoofhope) saya mengutip bahwa "Pengharapan & kebahagiaan datang dari bersekutu intim dengan Tuhan dan bersahabat dengan orang lain."

Kita kadang-kadang berpikiran bahwa hubungan vertikal kepada Tuhan cukup karena Tuhan memberikan segala-galanya. Memang benar, Tuhan akan memenuhi segala keperluanmu sesuai kasih karunia-Nya. Tetapi hubungan horizontal juga tidak kalah penting karena berbagai hal:

1. Tuhan saat menciptakan manusia, menciptakan lebih dari satu manusia karena dia tidak melihat bahwa "tidak baik manusia itu sendirian". So, jika kita mulai merasa sendirian, maka itu tidak baik. Oleh sebab itu carilah teman.

2. Di seluruh bagian Alkitab, selain menekankan pentingnya bersekutu dan berhubungan dekat dengan Tuhan; Alkitab juga memberikan nasihat dan ajaran bagaimana berhubungan dengan sesama manusia. Lihat saja 10 Hukum; Hukum 1 - 4 adalah mengatur hubungan kita dengan Tuhan sedangkan 6 hukum terakhir mengatur hubungan kita dengan manusia lain dan kemudian menjadi dasar dari banyak hukum dan perundang-undangan di dunia ini.

3. Hubungan horizontal yang dimaksud bukanlah hanya untuk orang dewasa saja. Melai
nkan hubungan orang dewasa dengan anak-anak atau antar 1 gender saja. Hubungan horizontal yang baik yang Allah inginkan adalah hubungan kita yang baik, penuh hormat dan kasih mesra kepada sesama orang dewasa, kedua gender, kepada anak-anak....bahkan sesama anak-anak.

Oleh sebab itu, Tuhan menciptakan manusia, laki-laki dan perempuan adalah untuk memberikan kebaikan satu dengan yang lain. Memiliki teman akan menguatkan iman dan pengharapan. Ini akan memberikan kita kekuatan dalam menjalani kehidupan yang amat keras ini setiap hari. Kita janganlah beranggapan bahwa iman kepada Tuhan itu tidak memerlukan orang lain karena iman yang tidak dibagikan, tidak digunakan, tidak diterapkan dan tidak dilatih sama dengan tong yang nyaring bunyinya."Tidak baik manusia itu sendirian" oleh sebab itu, kalau anda sendirian....carilah teman dan belajarlah untuk lebih baik bagi orang lain.

Semoga hari anda menyenangkan!

Wednesday, April 10, 2013

Kangen Pengen Ke Tempat Ini!

Hampir tiga tahun lalu, sebelum anak keduaku lahir, kami pulang kampung ke Sumba NTT. Sungguh tidak kusangka bahwa kepulangan kami itu menyisakan impresi yang sangat mendalam bagi kami semua. "Jatuh cinta" dan "jatuh cinta kembali" adalah kata yang paling tepat untuk mengekspresikan pengalaman itu.Lihatlah koleksi foto-foto liburan kami ini....



Friday, February 8, 2013

Pohon Jambu Bol

Oleh Julia F. Lonan

Pertengahan tahun 2012 yang lalu, kami mendapati pohon jambu bol di depan rumah kami mulai mengering. Pohon tua yang tadinya rindang dan berbuah (walaupun sedikit), mulai menggugurkan daun-daunnya dan mulai dimakan rayap. Awalnya kami sekeluarga berpikir bahwa pohon itu memang sudah waktunya mati karena tua dan sudah waktunya kami potong. Hal ini menimbulkan berbagai argumen, pro dan kontra mengapa pohon ini boleh dan tidak boleh dipotong. Sampai-sampai argumen tersebut nyaris menggoncangkan keluarga kami.

Tetapi lama kelamaan kami mulai memperhatikan bahwa ada "daun model lain" yang lebih ramping dan kecil di cabang-cabang pohon jambu bol kami. Setelah beberapa saat, kami mendapati lebih banyak lagi di seluruh pohon kami itu. "Daun model lain" itu mulai terlihat dan berbeda dari daun jambu bol asli yang lebar-lebar dan hijau tua. Ternyata....pohon jambu bol kami diserang BENALU!!! Si****!!! Ternyata itu toh yang membuat pohon kami mengering dan keluarga kami berantem....hanya benalu!!!

Alhasil bulan lalu, saya memutuskan untuk memanggil seseorang untuk "membersihkan" semua benalu yang ada di pohon jambu bol kami itu dengan memangkas semua cabang yang ada benalunya. Harap diingat bahwa hampir seluruh cabang pohon itu sudah terserang benalu.....jadi, setelah selesai acara pemangkasan, pohon jambu bol kami bentuknya tidak karuan, jelek, nyaris botak, kering dan kelihatan sekarat. Sungguh sangat menyedihkan dan menyakitkan melihat pohon yang besar dan gagah itu harus mengalami nasib dan bentuk yang amat sangat buruk. Tetapi hal itu sangat diperlukan untuk menyelamatkan pohon jambu bol itu, dan pagi ini, pohon jambu bol itu telah memperbaiki dirinya sendiri.

Sungguh menyenangkan melihat pohon jambu bol kami itu telah menumbuhkan daun-daun baru yang segar untuk menggantikan cabang-cabangnya yang telah dibuang. Semua bagian yang dipotong dan dipangkas bulan lalu itu telah mengeluarkan daun-daun baru yang menggantikan cabang dan daun yang lama. Dalam satu bulan ini, daun-daun baru itu mulai menutupi bagian-bagian pohon yang kami lukai itu....sungguh sangat menyenangkan!

Dengan kejadian ini kami pun belajar beberapa hal yang penting...kami memuji Tuhan karena Dia memberikan pelajaran melalui apa dan siapa saja di sekeliling kita.

Pertama, BENALU ITU JAHAT!!!! Dia tumbuh pelan-pelan, menjadi bagian dari pohon besar tanpa terlihat dari luar...tetapi, lama kelamaan dia memakan semua sumber dan energi dari pohon itu untuk membuat dirinya "exist" dan keberadaannya terlihat dengan jelas. Benalu tidak perduli apakah pohon induknya itu sekarat bahkan akan mati....yang penting semua untuk keberadaannya. SUNGGUH SANGAT JAHAT!

Kedua, kejahatan benalu itu harus dibuang dari luar. Kalau sudah kelihatan, BIAR KECIL, BUANG SAJA!! Karena pohon itu tidak bisa membuang sendiri benalu itu dan kalau masih kecil, lebih gampang membuangnya dan banyak cabang dan daun yang bisa diselamatkan. Tetapi karena sudah banyak dan merajalela sekarang, si pohon harus rela cabang-cabangnya dibuang oleh manusia agar dia bisa selamat.

Ketiga, sebagai "orang luar", kita harus TEGA untuk memangkas semua bagian yang berbenalu dengan niat baik agar pohon itu tertolong. Memang akan banyak daun dan cabang yang tidak terjangkit benalu akan ikut terpotong. Menyedihkan memang, tetapi hal itu perlu karena kalau tidak, pohon itu akan mati dengan menyedihkan.

Keempat, potonglah saat musim hujan! Karena kalau engkau memotongnya saat musim kering, maka itu bukannya menolong, tetapi malah menjerumuskan si pohon ke masalah yang lebih berat....JADI, CARILAH WAKTU YANG TEPAT untuk memotong cabang dan ranting yang berbenalu itu.

Kelima, percayalah bahwa Tuhan telah menciptakan pohon itu sempurna adanya sehingga pohon pun memiliki mekanisme memperbaiki diri untuk kelangsungan hidupnya. Perhatikanlah, bahwa dalam waktu yang tidak lama, pohon itu akan mengeluarkan ranting, cabang dan daun yang baru....semoga dalam waktu yang tidak terlalu lama juga, pohonku itu akan mengeluarkan buah-buahnya...yum!!! Jadi, percayalah PENGHARAPAN ITU SELALU ADA!!! JANGAN PUTUS ASA!! Walaupun sebagian besar pohon sudah dibabat habis tetapi pengharapan untuk tumbuh dan berkembang itu tidak pupus dan hilang, karena bagian pohon yang lain akan segera memperbaiki bagian yang rusak itu. Luar biasa bukan??

Itulah cerita dan pelajaran dari pohon jambu bol ku! Sungguh kami memuji Tuhan atas pelajaran yang berharga ini. Kami menyadari dalam semua bagian kehidupan kita, benalu atau hal-hal yang tidak baik itu akan selalu ada....jangan biarkan dia hidup dan merajai kehidupan kita. Saat kita mengetahui bahwa ada yang tidak baik dalam kehidupan kita, singkirkan, buanglah!! Karena lebih mudah membuang "benalu" itu saat dia masih kecil ketimbang saat besar. Tetapi, kalaupun kita mendapati hal tidak baik itu telah keburu besar.....tetap keluarkan! Walaupun banyak hal lain yang harus terbuang atau orang yang terpaksa disakiti, tetapi itu penting demi kebaikan dan kelangsungan hidup kita dan orang-orang yang kita cintai dan hargai.

Akhirnya, kalaupun pemangkasan dan pemotongan itu telah memporak-porandakan kehidupan kita, tetaplah percaya dan bergantung kepada Tuhan dan kuasanya untuk memperbaharui hidup kita dan memberikan yang lebih baik dari sebelumnya.

Hidup itu susah karena kita sering membiarkan hal-hal yang menyusahkan itu untuk tumbuh seperti benalu, alasannya kecil dan sudah biasa dengan benalu itu. Sering kita malah ikut memberi makan benalu itu sehingga akhirnya menjadi besar dan tidak dapat diperbaiki lagi. Demikian juga dosa, seringkali dosa-dosa kesayangan itu tanpa kita sadari telah terpelihara dan tertutup oleh kompleksitas hidup sampai akhirnya kita menyadari bahwa kita harus mengadakan reformasi radikal untuk menyelematkan hidup kita. Apakah kita siap mengadakan perubahan radikal itu?? Pikirkan dan pilihlah hari ini kepada siapa engkau akan percaya.... semoga engkau akan percaya kepada Tuhan walaupun perubahan itu akan menyakitkan!

Tuhan memberkati kita semua!





Wednesday, February 6, 2013

Pembelajaran

Oleh Julia F. Lonan

Di awal tahun 2013 ini saya mendapatkan berita yang menurut saya adalah berita yang sangat tidak menyenangkan...yaitu produser acara 'talk show' dimana saya menjadi host-nya telah diganti tanpa pemberitahuan ataupun diskusi sebelumnya. Sehingga dapat diasumsikan bahwa acara bincang-bincang kami itupun akan di ubah sesuai dengan kreatifitas dan ide sang produser baru...alhasil, pekerjaan yang kami senangi, kreatifitas, usaha, serta pengorbanan tenaga, waktu dan perasaan pun selesailah sudah.

Ini semua menimbulkan kemarahan, kesedihan dan kekecewaan yang amat sangat pada saya dan semua orang yang terlibat di acara tersebut. Semua pertanyaan serta diskusi kekecewaan seputar kejadian ini pun hampir tidak pernah berhenti dibicarakan...bahkan sampai sekarang. Pada akhirnya, aku pun menyadari bahwa kejadian ini sedikit banyak adalah karena aku. Mengapa? Well, analisaku sih adalah karena beberapa hal....pertama, aku, yang hanya diminta menjadi "host" telah dengan lancang merubah format dan formasi acara tersebut....walaupun aku yakin itu membuat acara bincang-bincang tersebut lebih menarik, tetapi sepertinya ada yang tidak menyenangi perubahan itu. Kedua, aku meminta agar namaku dan nama salah satu narasumberku untuk dicantumkan sebagai consulting produser karena aku merasa bahwa dengan semua usaha dan pengorbanan yang kami lakukan, kami layak mendapatkan "title" tersebut....tapi sepertinya.ini juga mungkin membuat ada orang yang tidak senang. Ketiga, dan saya merasa inilah intinya....Tuhan mungkin merasa bahwa saya akan segera menjadi besar kepala karena acara ini, sehingga Dia menetapkan bahwa sudah waktunya selesai.

Oleh sebab itu, apapun alasan kami diberhentikan dari program yang kami sayangi itu adalah untuk melindungi kami. Tuhan tidak pernah salah dalam perencanaan dan tindakan-Nya, walaupun terkadang itu amat sangat menyakitkan. Sehingga saya pun harus percaya bahwa Tuhan yang Maha Baik itu telah menyediakan proyek yang lebih baik....dan mungkin juga lebih menguntungkan untuk kami dalam waktu yang tidak lama lagi. Terus, bagaimana rasa kecewanya?? Well, saya harus menganggap bahwa semua ini adalah pembelajaran bagi saya, bagi kami untuk tetap fokus bahwa acara apapun yang kami bawakan haruslah berfokus untuk menolong diri sendiri dan orang lain, memuji membesarkan nama Tuhanku Yesus Kristus dan menarik untuk dilihat.

SEMANGAT!!!!

Wednesday, January 16, 2013

Bagaimana kalau saya berbisnis??

By Julia F. Lonan

Setelah beberapa tahun saya ikut melayani jemaat bersama suami, kami fokus dalam pelayanan itu. Sekarang setelah setahun suami ku melayani di kantor organisasi gereja, saya tidak lagi disibukkan dengan pelayanan langsung kepada jemaat.

So, berhubung sekarang memiliki waktu yang agak longgar, saya berpikir untuk memulai bisnis....sesuatu yang kecil, modal sedikit dan tidak terlalu sulit. Dulu sebelum nikah saya memiliki beberapa bisnis, tetapi karena sudah lama berhenti sekarang mau mulai lagi.

Tetapi....masih terbersit dalam benak pikiran ku "image" jelak yang orang lain berikan kepada kami istri gembala yang menjalankan "bisnis"....padahal, sampai hari ini aku tidak bisa melihat nilai jelek bila seorang istri gembala berbisnis...well paling2 kalau dia menjalankan bisnis itu secara tidak etis kemudian memaksa jemaatnya atau kemudian terlibat bisnis gelap. Tetapi, sebagaimana kalau kita bekerja, hal itu juga bisa terjadi tergantung orangnya...sehingga rasanya tidak adil kalau ketidaketisan seseorang kemudian dipukul rata kepada semua istri gembala.

Kalau dilihat positifnya....istri gembala yang memiliki bisnis dari rumah dapat mengatur sendiri waktu dan uang yang dia gunakan sebagai modalnya. Sehingga dia bisa flexible untuk tetap memiliki waktu melayani. Nasihat saya sih...jangan menjadikan jemaat sebagai target penjualan...tetapi keluarlah supaya tidak bersinggungan dengan jemaat. Ini juga berlaku kepada istri gembala yang menjadi penjual buku...karena jemaat menjadi kesal karena dipaksa oleh istri gembala yang penjual buku untuk membeli bukunya. So, targetkan penjualan diluar jemaat dan komunitas gereja.

Hal positif lain, kalau bisnis dan dagangan ibu gembala berhasil, maka dia juga akan bangga untuk menjadi penyumbang dalam memberikan persepuluhan, persembahan atau mendukung kebutuhan jemaat....dan yang lebih penting lagi, dia bisa menjadi pendukung keuangan keluarga sehingga pendeta bisa lebih fokus melayani jemaat tanpa perlu khawatir keuangan yang kurang untuk kebutuhan keluarganya.

Perdebatan ini sering membuat saya ingin maju...tapi mundur lagi....semangat...kemudian kendur lagi....*sigh*

Tapi, saya memutuskan apapun omongan orang, saya percaya kalau saya berbisnis dengan baik, benar dan beretika....maka Tuhan akan memberkati saya, karena Tuhan lah yang mengetahui isi hati dan niat saya. Niat saya baik...keinginan saya tulus dan jujur...dan target saya bukan jemaat. So, saya ingin maju untuk berbisnis....CHAIYOOOOOO!!!!!


Tuesday, January 8, 2013

Tahun baru...harapan baru...mencoba yang baru!

Oleh Julia F. Lonan

Melihat kebelakang sepanjang 2012 yang lalu, aku mendapati bahwa aku masih sering mengeluh dan takut untuk mencoba...padahal kalau dipikir-pikir, banyak sekali kesempatan untuk mencoba hal-hal baru. Kalau aku perhatikan....aku mencoba hal yang baru itu setelah melewati setengah tahun.

Bayangkan saja...proyek knitting ku yang seharusnya bisa selesai dalam 6 bulan bagi seorang pemula...selesainya setelah hampir 2 tahun. Mencoba kembali berdagang....sangking takutnya selama ini, baru ku mulai lagi setelah berhenti hampir 12 tahun....semuanya itu karena aku ketakutan.

Aku takut akan pandangan orang...takut gagal...takut capek...takut...takut...takut.....dan habislah waktu aku hanya untuk ketakutan itu....sungguh BERDOSA aku kepada Tuhan!

Oleh sebab itu, tahun ini....aku akan mencoba untuk menghilangkan ketakutan aku terhadap bayang-bayang yang tidak jelas itu. Aku akan mencoba hal baru tahun ini. Tekatku, aku akan mencoba utk belajar 'crochet'....terus, aku mau cari alat tenun tradisional Sumba. Kemudian, aku akan mencoba untuk berdagang dan berjualan....bukan sekedar untuk menambah penghasilan keluarga, melainkan untuk menambah skill dan kemampuan ku. Dulu aku bisa, kenapa sekarang tidak. Ya ngga'??

So....dalam Yesus, tahun ini aku berniat untuk menjadi lebih baik, lebih semangat dan tidak takut lagi!!! Chaiyoooo!!!!!

The End of the Year

The year 2019 is coming to an end. I noticed that I have not been writing for two and half years. So, I cannot help but feeling a bit ....hm...