Thursday, November 15, 2012

BERBAHAGIALAH!

"Mengenang om Umbu Tamu Kalaway"
Dalam kasih, persaudaraan dan kekeluargaan
RIP 15 November 2012


 Oleh: Julia Lonan Daimbani


Di Jakarta, matahari bersinar dengan cerah di pagi awal liburan panjang ini. Walaupun demikian, kecerahan pagi itu tertutup awan kesedihan yang gelap dan tebal; karena kami telah kehilangan seseorang yang kami anggap orang tua kami sendiri, orang tua yang begitu baik, ramah, penolong yang setia, lucu dan menyenangkan.

Secara pribadi, saya bertemu dengan om Umbu Tamu Kalaway baru sekali, tetapi beliau, tante Bidan, Umbu Woedy, serta keluarga besar telah menjadi teman, sahabat bahkan keluarga bagi Andri dan papa Dan, khususnya saat mama Tianar beristirahat....sehingga ini merupakan beban bagi kami dimana saat Tuhan mengizinkan om Tamu Umbu beristirahat, kami tidak bersama mereka disaat mereka membutuhkan. Sungguh beban dan kesedihan itu tidak terkatakan....marah terhadap situasi....dan kesal terhadap cerahnya matahari.

Menyapaikan bela sungkawa kepada dr Phero dan umbu Woedy sungguh merupakan aksi yang berat...yang penuh pergumulan. Tidak ada satu kata pun yang cukup menghibur, cukup indah, cukup menjelaskan perasaan hati terhadap kehilangan ini. Keinginan hati adalah untuk segera mengejar pesawat pertama dan terbang ke Sumba, untuk berada disana walaupun hanya sekedar menemani, sekedar membantu mengurangi beban keluarga....ataupun hanya sekedar...ada. Namun kenyataan hidup hanya mengizinkan doa dan harapan penghiburan yang dapat dilayangkan.

Sungguh hidup di dunia ini memanglah demikian kata Alkitab. Ada pertemuan, ada perpisahan....ada kelahiran dan ada kematian..."Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya." (Pengkhotbah 3:1) Air mata dan kesedihan pastilah akan tercurah disaat-saat seperti ini, tetapi akan tiba waktunya dimata air mata dan kesedihan itu harus pelan-pelan diganti oleh janji pengharapan dan iman kepada Yesus Kristus yang mengatakan berbahagialah..."Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur." (Matius 5:4)

Yesus sangat mengerti kehilangan yang kita alami. Dia sendiri harus mengalami kehilangan hubungan-Nya yang intim dengan Allah saat Dia menyerahkan diri-Nya untuk mati di kayu salib. Maka dari itu Kristus sendiri memberikan janji ini bagi kita yang sedang dirundung duka agar tidak lama larut dalam kesedihan karena perpisahan dengan orang yang kita kasihi, "....Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini." "Sungguh," kata Roh, "supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka."" (Wahyu 14:13)

Hati, pikiran dan kasih kami saat ini ada bersama tante Bidan, umbu Woedy,  dr Phero dan seluruh keluarga di Waingapu, Sumba, NTT. Maafkanlah dan ampunilah kami, karena kami tidak bisa bersama dengan umbu Woedy, dr Phero, adik-adik dan khususnya bersama tante Bidan untuk menemani, menolong, menguatkan dan mendoakan secara langsung. Harapan dan doa kami adalah bahwa semua keluarga boleh dikuatkan dan dihiburkan dalam menghadapi kehilangan ini. Mengutip sebagian kata-kata James Weldon Johnson dalam bagian akhir puisinya yang berjudul "Go Down Death" (Kematian, turunlah)...

....
And Jesus took his own hand and wiped away her (his) tears,
And he smoothed the furrows from her (his) face,
And the angels sang a little song,
And Jesus rocked her (him) in his arms,
And kept a-saying: Take your rest,
Take your rest.

Weep not--weep not,
She (He) is not dead;
She's (He's) resting in the bosom of Jesus.
====

....
Dan Yesus mengangkat tanganya dan mengapus air matanya,
Dan Dia menghilangkan kerutan dari wajahnya,
Dan malaikat-malaikatpun menyanyikan lagu yang merdu,
Dan Yesus menimbang dia di tanganya
Sambil berkata dengan lembut; beristirahatlah,
Beristirahatlah.

Janganlah menangis --- janganlah menangis,
Dia tidak mati,
Dia beristirahat ditangan pangkuan Yesus.

Buat tante Bidan, umbu Woedy, dr Phero, adik-adik dan keluarga besar om Umbu Tamu Kalaway....Janganlah menangis lagi....hapuslah air matamu karena om Umbu Tamu telah tidur dan beristirahat dari jerih lelahnya ditangan pangkuan Yesus Kristus, sang Penguasa Hidup dan kematian itu. ***


No comments:

The End of the Year

The year 2019 is coming to an end. I noticed that I have not been writing for two and half years. So, I cannot help but feeling a bit ....hm...