Wednesday, July 2, 2014

BENAR ATAU SALAH DIA (AKAN JADI) PRESIDEN KU!



Minggu ini pertarungan kedua kubu capres-cawapres akan segera mencapai puncaknya, karena hari pemilihan umum tinggal menghitung jari. Melihat dari cara, gaya dan usaha yang dilakukan kedua kubu capres-cawapres saat ini, maka saya menyimpulkan bahwa kedua kubu telah menggunakan semua usaha kehumasan, politik dan hubungan antar manusia untuk memenangkan suara masyarakat. Mulai dari "high-level" media campaigns, "high-profile" events dengan segala kemeriahan dan kemewahannya, creative campaign,  VVIP Networking sampai dengan "blusukan" menemui masyarakat akar rumput di pasar, kampung dan kota-kota kecil di pelosok tanah air ini sudah ditunjukkan kedua pihak melalui media umum dan "unofficial media partner" mereka. Hal ini kemdian menciptakan euforia yang luar biasa di Indonesia dalam dua bulan belakangan ini yang puncaknya akan terjadi pada Rabu, 9 Juli 2014 minggu depan.


Saya tahu bahwa sebaiknya tidak memihak salah satu dari kedua pasangan capres-cawapres hanya berdasarkan isu negatif....dan harus meneliti, menampi dan memilah dengan logika, tetapi saya membaca sebuah artikel yang cukup menarik menurut saya dan sepertinya mencerminkan lebih banyak pendapat masyarakat di "akar rumput" yang mungkin tidak punya akses luas terhadap informasi. Sehingga mereka tidak bisa meneliti, tidak bisa menampi dan/atau memilah informasi seperti mereka yang punya akses luas terhadap informasi itu.





Walaupun kalau kita lihat dalam debat calon presiden dan calon wakil presiden, sangat jelas bahwa ada satu pihak cukup mendominasi dengan gaya yang tegas dan penuh percaya diri. Menurut saya, itu disebabkan karena pasangan ini sudah sangat "fasih kampanye". Mereka berpendidikan dan penuh pengalaman dalam mempersiapkan diri untuk berdiri di depan kamera. Sehingga kalau melihat dari debat itu semata, saya yakin capres-cawapres tersebut telah menang dalam pemilu kali ini.


Oleh sebab itu, saya teringat perkataan "right or wrong is my country" (benar atau salah ini negaraku), yang menurut saya telah berubah saat ini menjadi "right or wrong ***** is my president" (benar atau salah --nama capres-- presidenku....hehehehe, tidak bisa sebut nama nih!); karena ternyata kebanyakan masyarakat akar rumput itu hanya menjadi sasaran penyebaran gosip dan hasutan tanpa dapat mereka konfirmasi kebenarannya. Silahkan lihat tautan artikel yang saya maksudkan disini: http://politik.kompasiana.com/2014/06/30/pokoknya-jangan-jokowi-670236.html dari Kompas Online yang juga bertaut dengan sumber dari Kaskus yang sebenarnya menjadi inti pembicaraan artikel tersebut disini: http://m.kaskus.co.id/thread/53a12c57582b2e953e8b45c9/pokoknya-prabowo-nomor-1

Berdasarkan banyak pertimbangan, maka saya telah menetapkan pilihan saya dengan doa dan harapan agar Indonesia lebih baik. Oleh sebab itu, sebelum hari pemilihan itu tiba, marilah kita banyak berdoa dan menjadi bijaksana dalam menentukan pilihan dengan mempelajari pilihan kita baik-baik.

Tuhan memberkati kita, Tuhan memberkati Indonesia!




Monday, June 30, 2014

KAMPANYE KRITISI DIRI SENDIRI

TANPA MENGURANGI RASA HORMAT bagi pihak sebelah, tetapi kampanye model begini rasanya lebih santun....lebih manusiawi...lebih beradab. Tidak menyinggung perasaan orang lain...apalagi orang luar negri, lebih bersifat MENGKRITISI DIRI SENDIRI yang seharusnya membuat kita tersinggung tapi tersadar dan tidak arogan. Walaupun secara sejarah, "revolusi mental" berawal dari gerakan Marxisme, tetapi kalau mendengar...dan melihat pesan kampanye ini, rasanya (DAN MUDAH-MUDAHAN) jauh dari segala sesuatu yang radikal negatif.

MUNGKIN KITA MEMANG PERLU REVOLUSI MENTAL....LEBIH TEPATNYA, MUNGKIN "SAYA" PERLU REVOLUSI MENTAL.....MERUBAH MENTAL SAYA.....SUPAYA TIDAK MALAS, BERPANGKU TANGAN, OPORTUNIS, atau SOMBONG.....DAN bukan hanya untuk memenangkan calon presiden tertentu, tetapi lebih kepada untuk MEREVOLUSI MENTAL UNTUK MEMAJUKAN, MEMBERSIHKAN & MEMPERBAIKI MANUSIA INDONESIA & INDONESIA.

Pesan video ini mungkin lebih ringkas bisa dimaknai "jika Indonesia ingin berubah, maka harus DIMULAI DARI SAYA....DARI KITA. Karena, kalau bukan dari saya, dari siapa? Kalau bukan sekarang, kapan? Kalau ini sudah tercapai....bukan saja Indonesia akan lebih baik...tetapi cita-cita menjadi macan Asia itu tidak hanya tinggal sloga kampanye semata.










Friday, June 20, 2014

Telepon Yang "Menyebalkan"

Sebenarnya, saya tidak mau memuat hal yang negatif di blog saya, tetapi saya mau bagi pengalaman yang kadang2 kita alami, merusak hari kita, tetapi kita tidak mau belajar dari itu....so, hari ini aku mau berbagi pengalaman "kecil" ku tetapi sangat mengganggu, sehingga saya pikir kita harus belajar dari hal ini. Begini ceritanya....

Kemarin sore sy mendapat telepon dr seseorang. Ketika saya bertanya (dgn sopan) tentang identitas nya, orang tersebut (laki2, suaranya berat jd sepertinya sudah cukup dewasa, beraksen Sumatra....sepertinya Sumatra Utara...atau mungkin juga Tengah) ....dia kemudian balik bertanya, 'masa ga inget?'....sehingga saya punya kembali menekankan pertanyaan saya, 'Aduuuh, maaf ini siapa ya?'....eeeh, malah nadanya naik tapi kembali bertanya 'masa ga inget teman dari kepolisian?'.....saya pun berpikir apa ini salah sambung kali, tapi hati mulai kesal karena aku ga suka....dan saya tekankan bahwa SAYA TIDAK SUKA diajak tebak2an 'siapa saya' di telepon. Akhirnya, kepada orang yang menelepon tersebut kembali saya tanyakan 'ini siapa ya?'.....eeeh malah marah dan menjawab 'masa ga inget temen dari kepolisian? Terima kasih atas kesombongannya!'

WHAT???? REALLY???? Hanya karena saya tidak bisa mengenali Anda di telepon sehingga Anda menyimpulkan bahwa saya sombong? SUNGGUH????

Oooh well.....mungkin memang saya sombong.....MAAF! Yang pasti SAYA TIDAK BERMAKSUD MENJADI SOMBONG!!! *hiks*....ngaku "teman" tapi koq memperlakukan "yg katanya" temannya dengan kasar begitu...hanya karena "lupa"? Sebenarnya, siapa yang sombong?...*hiks...hiks*

*sigh*....Teman2, saya ini manusia, sehingga PASTI SAYA LUPA...oleh sebab itu, kalau ada yg menelepon dan kemudian mengajak tebak2an 'siapa saya' di telepon maka saya....unfortunately...MOHON MAAF....tetapi saya tidak lagi akan meladeninya. Jika saya baik2 menanyakan identitasnya tetapi tetap "dikerjain" juga, maka saya tidak akan berlama-lama mempertahankan pembicaraan telepon tsb karena sudah pasti orang tersebut juga "selfish & sombong" sehingga akan segera saya matikan. 

Jika kita merasa sudah dewasa, mengaku tidak sombong, dan "tahu sopan santun", saya mohon....perkenalkan diri Anda dengan baik lewat telepon! Itu etiket dasar yg baik untuk memulai...dan/atau memulai kembali persahabatan.

Thank God It's Friday! God bless!!!

Friday, September 13, 2013

TERINSPIRASI, TERGUGAH & TERSADARKAN

Hari ini, saya terinspirasi, tergugah dan tersadarkan oleh sebuah analisa yang ditulis oleh seorang teman di status FB nya.....dan saya pikir itu adalah sebuah ungkapan hati yang jujur saat melihat seseorang yang tiba-tiba menjadi tenar karena hal tidak biasa yang dibuatnya di depan TV.

Secara pribadi saya sebenarnya mulai kasihan melihat banyak orang mengolok-ngolok Vicky....walaupun tadinya saya pun tertawa saat melihat tayangan Youtube tentang "bahasa Vicky" yang dibuka banyak orang berkali-kali. Tetapi pada akhirnya, saya menyadari bahwa orang seperti Vicky patut juga diberikan penghargaan, apresiasi dan tepukan di pundak, karena sanggup membangkitkan tawa, memberi hiburan, sampai memaksa pemikiran yang serius bagi banyak orang. Sungguh sangat menarik.......terima kasih banyak mas Onggo!!!

Jadi, berikut saya "copy" status FBnya mas Onggo, untuk menjadi suatu perenungan bagi kita.

=====

VICKY DAN WAJAH PASCA KOLONIAL KITA 
Oleh. Onggo Ikj -- Jumat, 13 September 2013
 
Anda mungkin sudah mulai lelah membaca kalimat yang telah divickynisasi. Frase-frase yang tanpa makna akibat sesat nalar dan sesat pikir yang dilakukan Vicky dalam berbahasa.
Fenomena berbahasa Vicky hanya akibat dari pasca kolonial; orang-orang timur yang pernah dijajah barat. Merasa rendah diri, dan menganggap apa yang dari "kulit putih" adalah yang terbaik. Dengan "nginggris", Vicky mencoba memanjat status sosial, sehingga menjadi sederajat dengan bangsa yang pernah menjajahnya.

Vicky hanya gambaran ekstrim dari kesalahan-kesalahan yang sesungguhnya juga sering kita lakukan, sebagai sindroma pasca kolonial. Mari lihat:

Gerai makanan cepat saji dari Amerika, Italia, Jepang, misalnya, adalah gerai makanan yang--walau sama sekali tak bergizi dan lebih mahal dibanding tempe di warteg--tetap menjadi favorit dikunjungi untuk makan dan duduk berlama-lama disana. Mode mengalahkan logika.

Berapa banyak dari kita--ketika masuk ke sebuah forum--lalu berebut duduk di depan? Umumnya selalu mengambil kursi di belakang. Padahal, logikanya, dengan duduk di depan kita bisa lebih fokus menerima paparan. Rasa takut, rendah diri atau apapun namanya, telah mengalahkan logika.

Berapa banyak dari kita yang mengenal Werkudoro atau Sengkuni? Ah...kita lebih suka membelikan anak-anak kita kostum kesebelasan sepak bola Eropa atau kaus bergambar tokoh protagonis dan antagonis barat ketimbang kaus bergambar tokoh-tokoh wayang atau pahlawan daerah.

Berapa banyak dari kita yang memaksa mengajarkan bahasa Inggris ketimbang bahasa Indonesia yang baik kepada anak-anak? Kita dan anak-anak kita lebih mengenal kata ngapload dan ngedownload ketimbang unggah dan unduh.

Bukan kah bintang-bintang berwajah "Indo" (entah ini istilah dari mana) lebih banyak bertebaran di sinetron-sinetron kita? Karena ukuran ganteng dan cantik dimistar dari wajah-wajah seperti ini; mancung, berkulit putih, bermata coklat atau kebiruan, dengan aksen bicara yang rada nginggris.

Jadi, Vicky, soal kontroversi hati, konspirasi kemakmuran, harmonisisasi, statusisasi kemakmuran dan labil-labil identitas, Anda tidak sendirian. Dalam bentuk yang lain, saya dan banyak teman saya, sama seperti Anda. Bedanya, Anda lebih pede dan jujur atas statusisasi Anda, dan karenanya jadi lebih populer. Itu saja. ***

Thursday, August 8, 2013

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1434 H

Dari seorang teman, buat kita semua....

Harta yg paling berharga adalah sabar.
Teman yg paling setia adalah amal. 
Ibadah yg paling indah adalah ikhlas. 
Identitas yg paling tinggi adalah iman. 
Pekerjaan paling berat adalah mema'afkan. 

Andai jemari tak sempat berjabat
Andai mata tak sempat bertatap
Seiring bedug yang menggema
Seruan takbir berkumandang
Kuhaturkan salam menyambut hari nan fitri

Terselip khilaf dalam canda, tergores luka dalam tawa, 
terbelit pilu dalam tingkah, tersinggung rasa dalam bicara .
Dengan segala kerendahan hati,
Dihujung bulan Ramadhan ini,
Kami  mengucapkan,
Minal'aidin Wal Faizin,
Mohon maaf lahir dan batin,
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1434 H.  

Hormat kami,
Kel. Daimbani - Lonan
(Andri, Julia, AJ & Cissy)



Tuesday, July 23, 2013

Bersyukur

Oleh Julia F Lonan

Hari ini aku bangun terlalu pagi.....tumben, karena sebenarnya aku masih lelah imbas acara yang kami layani hari Minggu. Alhasil, aku mengambil waktu tenang ini untuk membaca renungan pagi sendiri, kemudian berdoa yang kemudian disusul tentunya dengan aktivitas media sosial online.

Pagi ini, dalam doaku, aku bersyukur pada Tuhan atas suamiku, anak-anak yang sudah Tuhan berikan padaku dan juga segala sesuatu yang sudah saya pribadi dan keluarga rasakan, alami dan miliki sampai saat ini. Bukan hanya sekedar bersyukur seperti kalau kita melakukan doa umum, tetapi benar-benar bersyukur. Sangat menarik bahwa, disaat aku mensyukuri semua itu, aku merasakan kedamaian yang indah. Seakan semua beban ku diangkat. Memang bukan sesuatu yang memakan waktu lama, tetapi menurutku sangat indah. Aku ingin sekali mendeskripsikannya di sini, tetapi sepertinya bahasa manusia tidak memungkinkan ku untuk menyatakan keindahan yang aku alami itu.

Saya berharap, hari ini ada orang yang bisa merasakan apa yang aku rasakan itu. Oleh sebab itu, ambillah waktu untuk berdoa di pagi hari sebagaimana Tuhan Yesus telah contohkan. Mungkin inilah maksud Tuhan membangunkan ku sepagi ini hari ini. 

Tuhan Yesus memberkati kita semua sepanjang hari ini.

Saturday, July 6, 2013

My "beautiful" Stress Reliever

It is not life when everything is good and ok.....because real life is full of ups, downs and all around. So, real life produce everything including stress. Thus, that is the story of my life.....yet, ever since I started knitting, about three years ago, I found a little "me time" that reduce that life's stress for a few hours....and give me beautiful scarfs too. Check this out my latest,completed, knitting project...a "Victorian Spring Scarf" (pattern from Knit Pick Design Team)







The End of the Year

The year 2019 is coming to an end. I noticed that I have not been writing for two and half years. So, I cannot help but feeling a bit ....hm...